Fadhilamell

Di Balik Senyuman Felice

Felice, itulah panggilan buat gadis kecil itu . Nama Elizabeth Felice itu sudah tidak asing lagi di SMA Secondtha Jogja. Dia adalah ketua osis di SMA Secondtha itu. Gadis berambut hitam, dan mata berwarna hitam kelam itu, adalah gadis yang paling ceria yang dikenal oleh siswa-siswi SMA Secontha itu. Bahkan, beberapa temannya menganggap bahwa hidupnya selalu menyenangkan, dan tak pernah ada masalah sedikitpun. Felice sekarang Duduk di bangku 2 SMA. Selain menjadi ketua osis, dia juga menjadi kebanggaan guru-guru SMA Secondtha. Dia selalu mendapat pujian oleh guru dan teman-teman sekolahnya. Banyak Anak kelas 10 yang ngefans sama dia. Bahkan, setiap dia lewat, hampir setiap anak menyapanya , salah satunya adalah adik kelasnya yang bernama Sinta, ia sangat mengagumi Felice. Bahkan foto dan biodatanya Felice pun ia punya. Pokoknya, hampir apapun tentang Felice, ia pasti mengetahuinya. “ Pagi kak Cantik ! “ sapa Sinta yang sedang duduk di depan kelasnya.

“ Pagi juga dhek “ balas Felice dengan senyumannya yang indah, sambil memegangi diary berwarna hitam polos kesayangannya.

Setiap orang yang menyapanya, selalu ia balas dengan senyumannya yang indah itu. Sesampainya Felice di kelasnya yang sangat nyaman dan asyik itu, tiba-tiba datang sahabat karibnya Alice dari arah timur, dengan membawa beberapa buku tebal yang bertumpuk-tumpuk bagai menara Eiffel. “Hei, apa-apaan ini ?” tanya Felice keheranan. “ini ! bantuin aku ngerjain PR ku dong ? plisss ! yayayaya ?” sahut Alice dengan senyumannya yang tanpa dosa itu.

Sebenarnya Felice paling malas sama yang namanya Tugas. Apalagi tugas IPS. Ia paling anti sama yang namanya sejarah, ekonomi, dan sebangsanya. Tetapi, karna dia tak tega melihat Alice mengerjakan PR sebanyak itu, akhirnya Felice memutuskan untuk membantu Alice.

>>>___________<<<

“Yaudah ! aku bantuin. Tapi, entar aja ya ngerjainnya? Pulang sekolah deh ! di rumahmu ! oke?”

“Oke deh ! aku tunggu ya entar” sahut Alice dengan wajah yang sangat senang, bagai mendapat pacar baru.

Saat itu juga, Felice langsung duduk di bangkunya yang bersih dan nyaman itu. Iya duduk tidak jauh dari tempat guru. Ia taruh Diary hitam polosnya itu di selorokan bangku. Sejak dulu, dari SD, Felice selalu duduk menyendiri. Iya sudah terbiasa dengan itu. Jadi, sampai sekarang, ia tetap duduk menyendiri bagai anak baru yang masuk sekolah di SMA Secondtha itu.

Saat pelajaran dimulai, Felice selalu memperhatikan betul-betul pelajaran yang sedang diterangkan oleh guru IPA nya itu. Sejak SMP, ia memang sudah menyukai pelajaran IPA dari pada IPS. Jadi, ia tak pernah menyesal memasuki kelas IPA. Beda dengan teman-teman sekelasnya yang lain. Tidak semua siswa kelas IPA yang menyukai pelajaran IPA. Ada yang masuk kelas IPA karena paksaan orangtuanya. Bahkan, ada yang masuk kelas IPA hanya gara-gara kelas IPA banyak cewek yang cantik-cantik di banding kelas IPS.

“Teng.teng.teng” bel pulang pun berbunyi. Mungkin hari ini sekolah pulang lebih cepat, karena guru-guru sepakat akan mengadakan rapat untuk ujian akhir semester ini. Bergegaslah Felice pulang kerumah. Ia sudah tak bisa menahan rasa laparnya lagi. Ia berlari-lari kecil melewati jembatan sungai yang mungkin cukup menegangkan. Karena jembatan sungai itu hanya cukup untuk dilewati satu orang saja. Jadi, harus bergantian dan sabar menunggu untuk melewatinya.

“mama ! “ teriak Felice dengan suara manja.

“loh, Felice kecilku sudah pulang “ sahut mama sambil tersenyum senang.

>>>___________<<<

Felice sangat dekat dan lengket dengan mamanya bagai permen karet yang menempel pada rambut, mungkin karena Felice adalah anak tunggal. Apapun yang Felice alami di sekolah, baik senang maupun duka, selalu ia ceritakan ke mama tersayangnya itu.

Setelah makan Tumis kangkung dan minum jus semangka kesenangannya itu, Felice langsung mengambil tasnya yang berwarna merah dan bergegas pamit ke mamanya, untuk pergi ke rumah Alice. Rumah Alice lumayan jauh dari rumah Felice. Tapi rumah Alice tidak perlu menyebrangi jembatan kecil itu lagi, hanya perlu berjalan beberapa meter saja.

Sesampai di rumah Alice, ia terkejut, karena pintu rumah Alice terbuka lebar. Padahal, jarang sekali pintu rumah Alice terbuka lebar. Hmm. Mungkin.. ada tamu kali ya? Pikir Felice dengan lugu, sambil berjalan perlahan ke ruang tamu Alice.

“eh, Felice! akhirnya, datang juga kamu !” Teriak Alice yang sedang duduk santai di ruang tamunya yang mewah itu bersama seorang cowok yang asing bagi Felice.

“eh,, iya. Maaf ya. aku tadi makan dulu” sahut Felice dengan gugup, sambil melirik ke arah cowok yang asing baginya itu.

“Oh iya ! kenalin, ini sahabat aku, namanya Rizky !” Sahut Alice dengan suara lantang, sambil memegang bahu Cowok asing itu.

Felice pun berkenalan dengan cowok asing itu. Walaupun cowok asing itu kelihatan agak sombong pada awal perkenalan, tapi wajahnya yang tampan dan senyumannya yang semanis gula itu, seperti menutupi sikapnya yang sombong dan tiba-tiba berubah menjadi sikap yang ramah. Waktupun terus berjalan, hingga akhirnya, tak terasa matahari terbenam dan telah terganti oleh bulan. “Alice, aku pulang dulu ya? Aku takut mama marah” dengan wajah cemas Felice mengambil buku-bukunya yang berserakan di bawah lantai ruang tamu. Dan bergegas pulang ke rumah.

“Aku antar ya? Ini kan uda malam. Gak baik cewek jalan sendirian malam-malam” Sahut Rizky. Dengan wajah malu dan pipi merah tomat, Felice dengan perlahan menaiki mobil Volvo Silver Milik Rizky itu.

>>>___________<<<

Sesampainya dirumah Felice yang sedikit berbentuk seperti rumah Belanda yang tua itu, Felice langsung mengucapkan kata terimakasih pada Rizky. Dan saat itu juga, Rizky meminta nomer HP Felice. Dengan wajah Felice yang masih berwarna merah tomat itu, la mengucapkan angka satu demi satu dengan perlahan. Hingga 12 angka. Setelah mengetahui nomer HP Felice, Rizkypun bergegas pulang dengan mobil volvo silvernya itu.

Dua langkah setelah ia menutup pintu rumahnya dengan perlahan, tiba-tiba mamanya mengejutkannya “ hayo.. siapa cowok tadi? “

“ Akh mama ! bukan sapa-sapa kok ! teman baru doang ! “ sahut Felice dengan gugup. Sambil tertunduk melihati jari-jari kakinya yang ia gerak-gerakkan dengan sengaja.

Mamanyapun hanya tersenyum tanpa melanjutkan percakapannya yang tadi. Dan mengalihkan ke topik lain.

Setelah setengah jam mereka berbincang-bincang, tak terasa jarum jam telah menunjukkan jam 11 malam. Felice pun mengakhiri pembicaraan mereka dengan sopan. Felice langsung pergi menaiki tangga demi tangga dengan perlahan untuk menuju ke kamarnya yang terletak di lantai dua itu. Baru saja ia membuka pintu kamarnya, tiba-tiba HP Nokia tipe 5300 nya yang ia dapat dari papanya pun berbunyi. Dari nadanya, Felice sudah mengetahui bahwa itu adalah sms. Bukan telepone. Rasa penasaranpun muncul dari benak Felice, dengan perlahan, ia membuka pesan itu. Dan betapa terkejutnya dia, saat membaca pesan di Hpnya yang bertuliskan : Malam peri Cantik J ini aku Rizky : sambil tersenyum-senyum sendiri, seperti orang mabuk cinta.. Felice membalas sms Rizky : malem juga ^^ : smspun berlanjut hingga jam 12 malam. Tak terasa Felice sudah mulai mengantuk, matanya yang hitam kelam dan indah itu, mulai menutup perlahan, dan senyumannya yang indah itu, juga mulai menciut dan sirna . Tak terasa, Felice tertidur dengan pulasnya, sampai ia lupa tidak membalas sms Rizky.

>>>___________<<<

Keesokan paginya, saat matahari mulai tersenyum menyapa dunia, dan burung-burung bernyanyi riang, Felice terbangun dengan wajah sedikit muram. Ia tak terbiasa tidur jam 12 malam. Biasanya, paling mentok ia tidur sekitar jam 10-11an. Jadi, tak salah, jika hari ini dia masih merasa ngantuk berat. Walaupun dengan wajah yang lelah dan tubuh sempoyongan, Felice tetap harus bergegas mandi, sikat gigi, dan melaksanakan kewajibannya setiap hari, yaitu sekolah.

Saat ia menuruni tangga, tiba-tiba, sekali lagi, ia dikejutkan oleh mamanya. “pagi anakku yang cantik”

Menurut Felice , ada yang berbeda dari mama hari ini. Enggak biasanya, mama se semangat dan seceria hari ini. Dan tumben-tumbennya juga, mama ngotot minta foto berdua sama Felice , padahal kalau soal foto, mama selalu malas membahasnya. “hmm. Ada yang aneh hari ini” pikir Felice di dalam hati. Karena Felice adalah anak yang berbakti kepada orang tua, apalagi mamanya, ia menuruti permintaan mamanya itu. Setelah mengambil beberapa gambar mereka, Felice langsung pamit, dan bergegas pergi ke sekolah.

Mungkin, hari ini adalah hari sial bagi Felice, baru pertama kali ini, ia terlambat masuk sekolah. Dan sesuai peraturan yang telah tertera di depan pagar sekolah * Ingat, pukul 7.00 anda sudah terlambat ! Silahkan tunggu hingga jam istirahat berbunyi *

Felice pun menunggu dengan rasa jengkel., parahnya lagi, biasanya kakak kelasnya yang bernama Erick, selalu langganan telat. Tetapi, entah mengapa, hari ini Erick tak tampak. “mungkin dia gak masuk ya?” Felice mengatakan dalam benaknya sambil menoleh ke kanan dan ke kiri, berharap ada orang yang mau menolongnya masuk. Karena, hari ini jam pertama, ia ada ulangan Fisika bab Pemuaian. Apalagi, Felice tidak terlalu mahir dalam bab itu, jadi, jika ia harus menyusul sendirian, ia yakin, kalau ulangannya pasti akan jelek.

>>>___________<<<

“tettttttt.tettttt” bel istirahatpun berbunyi. Dan pak satpam dari arah kantor, datang menghampiri Felice. “ loh? Tumben-tumbennya kamu telat ? “ tanya pak satpam dengan heran.

“ iya pak , ini semua gara-gara mama ! arghhh ! “ jawab Felice dengan kesal.

Felice langsung berlari dengan sekencang-kencangnya menuju kelasnya. Ia langsung duduk dan memasang raut muka jengkel. Saat itu juga, Salah satu teman perempuannya yang bernapa Fany bertanya pada Felice “ hey? Kamu kenapa? Kok tumben telat? “ Tanya Fany dengan lembut.

“ ini semua gara-gara mama ! argg ! coba kalo tadi aku gak foto-foto dulu sama mama! Pasti gak telat gini khan jadinya ! “ sahut Felice dengan suara lantang.

“ hus! Sabar Felice.. masak mamamu kamu marain gitu sih “ Fany mengatakan dengan nada sedikit membentak.

Felice terdiam, dan langsung pergi meninggalkan Fany.

Tiba-tiba, Bel pertanda istirahat usaipun berbunyi. Saatnya pelajaran kembali dimulai, Anak-anak kelas IPA pun memasuki kelas satu persatu. Saat pelajaran dimulai, baru kali ini Felice tidak konsentrasi. Ia masih marah dan jengkel pada mamanya soal tadi. Sampai ia telah dimarahi guru berulang-ulang kali, karena ia tidak dapat menjawab pertanyaan yang mudah bagi Felice , jika ia memperhatikannya tadi. Tapi, nyatanya Felice tidak memperhatikan, sehingga, ia tidak dapat menjawab pertanyaan yang sepele itu.

Bel pulangpun berbunyi, Tanpa berfikir panjang, Felice pun langsung berlari sekencang mungkin menuju rumah. Saat berlari, di dalam benak Felice berkata “ pokoknya, aku mau marah, ngambek sama mama ! argg ! “

Sesampainya di depan pagarnya yang berwarna putih bagai salju itu, Felice dikejutkan oleh beberapa tetangganya yang berada di halaman rumahnya. Bahkan ada yang masuk ke dalam ruang tamu Felice. Tanpa berfikir panjang, Felice pun langsung menghampiri mereka.

>>>___________<<<

Betapa terkejutnya Felice , di sudut ruang tamunya itu, tampak mamanya yang sedang terbaring lemas tak berdaya di kursi merah muda pemberian Felice saat mamanya ultah pada tahun lalu, dengan dilumuri darah di sekitar mulut manisnya, wajah mamanya yang tadi pagi secerah mentari, kini berubah menjadi pucat, sepucat es yang beku.

“mama !!!” teriak Felice, sambil meneteskan air matanya.

Dengan mulut yang berlumuran darah, mamanya Felice hanya mampu tersenyum sejenak melihat wajah terakhir anak tunggalnya itu, Tanpa mengatakan sepatah katapun dari bibirnya. Detak jantungnyapun melambat, dan pada akhirnya berhenti dengan seketika. Bola Mata mamanya yang hitam kelam seperti mata Felice pun tertutup rapat dengan perlahan, dan senyumannya pun sirna, bagai mentari di telan awan hitam.

Sekali lagi, Felice berteriak sekencang mungkin, sambil menghampiri mamanya “ mama. Mama bangun ma, ayo bangun ma,, Felice mau cerita ma, Felice mau cerita! Ayo bangun ma! Mama masih mau denger cerita Felice khan ma? Ma! ” teriak Felice sambil menarik jaket anyaman yang berwarna hijau milik mamanya itu. Dengan wajahnya yang polos, Felice tidur di perut mamanya yang telah kaku itu.

Saat itu juga, para tetangga, langsung mengumumkan kepergian mamanya Felice tersebut ke tetangga-tetangga yang lain, dan juga menyiapkan pemakamannya. Mereka juga tak lupa segera menghubungi papa Felice yang kebetulan berada di Jakarta, karena ada urusan kantor yang mendadak dua hari yang lalu.

Sekitar Dua jam kemudian, papa Felice pun datang, Dan langsung memeluk Felice yang telah tertidur di perut mamanya yang terbujur kaku itu. Felice pun terkejut, dan langsung terbangun, saat melihat papanya memeluknya sambil meneteskan air mata. Felice pun menangis kembali, bahkan, tangisan kali ini, lebih kencang dari tangisan sebelumnya.

>>>___________<<<

Acara pemakamam segera dimulai. Felice tak henti-hentinya menangis, bahkan ia tak kuasa menahan tubuhnya sendiri. Selama perjalanan ke makam ia bersandar di bahu papanya. Tatapan matanya kosong terarah ke peti dimana jasad mamanya terbujur. Rasanya ia tak percaya mamanya pergi secepatnya itu. Dalam hatinya ia berkata “ma...bangun ma..ayo.bangun..mama hanya tertidur kan..? Suara hati Felicepun tidak akan pernah merubah semua yang telah terjadi. Air matanya semakin terurai ketika jasad mamanya dimasukkan dalam liang lahat. Sedikit demi sedikit peti jenazah mamanya itu ditutupi oleh tanah hingga tertutup semua. Pemakamanpun berlangsung dengan cepat dan lancar. Usai pemakaman, para tetangga satu persatu meninggalkan makam mamanya Felice. Tinggalah Felice dan papanya di makam itu. “Felice, ayo kita pulang, sudah sore ini” bisik papanya dengan perlahan

“gamau ! Felice mau sama mama !” bentak Felice sambil merengek seperti anak TK.

Setengah jam kemudian, Felice tertidur di Nisan sang mama, dan terpaksa, Papanya Felice pun menggendong Felice pulang ke rumah. Mungkin bagi papa Felice, anak seumuran Felice, memang sudah tak pantas lagi untuk di gendong, tapi, mau bagaimana lagi? Ini adalah salah satu cara agar Felice tak tebangun dari tidurnya, dan mau pulang ke rumah lagi.

Hari,demi hari Felice lewati tanpa seorang mama disampingnya. Semenjak kepergian mamanya itu, Felice sekarang menjadi gadis yang pendiam dan pemurung. Apalagi, ia baru tahu, bahwa sebenarnya mamanya mengidap penyakit kanker hati sejak dulu. Ia masih bertanya-tanya dalam hati, Kenapa mama gak pernah bilang ke aku?

Terus, kenapa mama selalu menyembunyiin kesedihan mama dengan tawa mama yang selama ini adalah tawa palsu? Kata-kata itu selalu dilontarkan Felice sepanjang hari kepada papanya. Tetapi, jawaban dari papanya selalu sama “ suatu saat kau akan mengerti Felice “

Tak terasa, udah 3 hari Felice gak masuk sekolah, dan pada akhirnya, hari ini, papa Felice memaksakan Felice untuk sekolah, karena hanya dengan sekolah, Felice bisa berhenti melamuni terus foto mamanya sambil duduk di kursi merah muda kesayangan mamanya itu.

Di sekolah, Felice sangat berbeda dengan sebelumnya, dia menjadi pendiam sekali, dan tetap saja, ia selalu melamun, melamun, dan melamun. Jika istirahat, ia selalu menggoreskan bolpoinnya pada diary hitam polos kesayangannya itu.

>>>___________<<<

Alice pun prihatin melihat kondisi Felice. Akhirnya, tanpa sepengetahuan Felice, Alice menelepon Rizky untuk menyuruhnya mengajak Felice jalan hari ini. Rizkypun menyetujui, dan langsung bersiap-siap untuk menjemput Felice.

Saat pulang sekolah, Alice telah menunggu Felice di depan gerbang SMA Secondtha.

“Felice! Sini!” sapa Alice dengan wajah riang

“apa?” sahut Felice tak bersemangat.

“kamu mau gak jalan sama Rizky ?” tanya Alice sambil menatap bola mata Felice yang hitam kelam itu

“hah? Kapan?” jawab Felice terkejut

“sekarang” sahut Rizky dari dalam volvo silvernya itu.

Felice terdiam sejenak, dan akhirnya Felice pun menerima ajakan Rizky. Di sepanjang perjalanan ke suatu tempat yang Felice tak ketahui, Rizky selalu mencoba untuk menghibur Felice, entah itu dengan lelucon, ataupun tindakan Rizky. Perlahan, demi perlahan, Felice mulai bisa memunculkan tawanya kembali, yang telah hilang semenjak mamanya itu pergi. Dengan diiringi lagu Soundtrack Twilight - Bella’s Lullaby kesenangan Felice, dan kenyamanan udara di dalam volvo silver milik Rizky itu, membuat Felice mengantuk, dan perlahan lahan, mata Felice tertutup dan tawanyapun meredam.

Sesampainya di tempat tujuan mereka, atau boleh dibilang tempat tujuan Rizky. Karena sebelumnya, Felice tak mengetahui kemana ia akan pergi. Dengan lemah lembut, Tangan Rizky yang dingin itu, menyentuh tangan Felice yang sedang tersikap di pinggul Felice.

“eh.hah? apa?” dengan spontan Felice melontarkannya.

“em, maaf. Kita sudah sampai” Sahut Rizky sambil tetap menyentuh tangan Felice.

“oh. Maaf, lagi-lagi aku tertidur” Jawab Felice sambil menundukkan kepalanya-malu.

>>>___________<<<

Dengan tetap memegang tangan Felice yang mungil, Rizky berjalan dengan santainya. Bagaimanamun tingkah laku Rizky, bagi Felice, itu adalah sesuatu yang sangat indah. Bagai melihat Pangeran di dongeng yang sangat menawan. Dan dengan Lugunya, Felice menganggap dirinya adalah putri yang akan mendampingi Pangeran itu. Langkah demi langkah mereka tempuh, hingga akhirnya sampai di tempat duduk yang sangat mewah bagai istana. Dengan Bunga mawar Putih di tengah meja bundar yang tampak sangat indah di pandang. Dengan perlahan dan senyuman yang sangat menawan, Rizky menarikkan kursi untuk Felice. Itu semua membuat pipi Felice menjadi merah tomat lagi. Dengan posisi duduk yang berhadap-hadapan, di situlah Felice mulai menggilai Rizky. Dengan seksama, Felice memandangi wajah Rizky yang menawan itu. Mulai dari rambut Rizky yang Hitam dan lurus dengan sedikit Gel yang menyampuri rambutnya yang berantakan. Walaupun Berantakan, tetapi Rizky tetap terlihat tampan bagai Robert.P. pemeran Edward dalam novel Twilight kesayangan Felice itu. Turun ke bawah, kini Felice memandangi mata Rizky yang agak kecoklat-coklatan dengan alis yang hitam kelam. Sungguh sempurna goresan alis di wajahnya. Walaupun Hidung Rizky tidak terlalu mancung, tetapi juga tidak pesek. Atau boleh di bilang sedang, itu tetap membuat Rizky tampak indah. Dan yang terakhir dipandangi oleh Felice adalah bibir Rizky yang mungil dan berwarna kemerah muda-an. Semua itu tertata dengan sempurna, bagai lukisan yang mahal harganya.

Kedatangan seorang pelayan wanita bertubuh tinggi pun mengalihkan pandangan Felice. Yang tadinya Felice memandangi Rizky dengan raut wajah merah tomat, kini ia harus berpaling memandangi menu yang diberikan oleh pelayan wanita bertubuh tinggi dan putih itu.

“Tonderland” Suara Rizky mengheningkan semuanya sesaat.

“em. Aku juga!” sahut Felice dengan wajahnya yang lugu.

>>>___________<<<

Sambil menulis pesanan, Wanita tinggi itu mengatakan sesuatu “minumnya?” dengan spontan, Felice langsung menjawab “ Jus semangka 2 ! “ “baiklah, tunggu sebentar ya?” sahut wanita tinggi itu sambil pergi menjauhi Felice dan Rizky.

Dengan senyuman yang sedikit menggoda, Rizky menatap Felice. Felicepun tertunduk malu, sambil menggigit bibirnya yang merah itu dengan perlahan. Tanpa merasa malu dan bersalah, Rizky kembali memegang tangan Felice. Di situpun Felice merasakan jantungnya berdetak kencang seperti habis berlarian seharian memutari sekolahnya. Saat itulah, Rizky mengatakan perasaanya selama ini kepada Felice. Felicepun bingung, bimbang, dan pada akhirnya, Felice meminta Rizky untuk menunggu jawabannya dua hari lagi. Dengan senyuman yang lebar, Rizky menganggukkan kepalanya, yang artinya adalah Rizky mau menunggu jawaban Felice. Tiba-tiba pelayan wanita yang tinggi dan putih itu datang dengan membawakan pesanan Rizky dan Felice. Sambil memutar-mutarkan garpunya di makanan, Felice sekali lagi memandangi Rizky. Tapi kali ini, Rizky juga memandangi Felice. Sehingga Felice tidak dapat memandangi Rizky lama-lama. Karena Felice merasa malu jika dipandangi dengan senyuman yang menggoda milik Rizky.

Langitpun semakin gelap, dan kebetulan, hari itu adalah bulan purnama. Bulan muncul dengan indahnya di langit yang luas bagai seberkas cahaya yang terang di tengah samudra.

Dengan Volvo silver miliknya, Rizky mengantarkan Felice pulang ke rumahnya. Sesampainya di depan rumah, sebelum Felice turun dari volvo silver yang mengkilap itu, dengan perlahan.. Rizky mencium kening Felice. Hal itu membuat Felice terdiam sejenak dan kembali menampakkan pipi merah tomatnya. “tidurlah, aku tau kamu lelah” Dengan perlahan Rizky mengatakannya.

Setelah Felice turun dari volvo silver milik Rizky itu, dengan kencangnya, Rizky langsung lenyap dari pandangan, bagai pembalap tingkat dunia.

>>>___________<<<

Setelah membuka pintu rumahnya, Felice dikejutkan oleh papanya yang tertidur lelap di Sofa Biru yang berada di ruang tamu. Di dalam benaknya, Felice yakin, bahwa papanya menunggunya sejak tadi. Akhirnya, tanpa berpikir panjang, Felice langsung mengambil selimut dari kamarnya, dan menyelimuti papanya yang sedang tertidur lelap tadi dengan perlahan. Setelah itu, Felice jalan berjingkat perlahan menuju kamarnya yang terletak di lantai atas itu. Ia takut jika papanya terbangun.

Sesampainya di kamar, Felice menuliskan Kisahnya hari ini di Diary hitamnya itu. Dan berharap, mamanya akan membaca apa yang ia tulis di Diary hitam itu. Karena, hanya mamanyalah yang dapat mengerti Felice seutuhnya. Walaupun papa Felice keras dan kaku, tetapi Felice yakin, di balik itu semua, rasa sayang papa Felice melebihi rasa sayang Felice pada papanya itu. Dengan sedikit air mata, Felice menggoreskan bolpoinnya ke Diary itu. Dan menyisakan waktunya sekitar 5 menit, untuk memandangi fotonya bersama mamanya sebelum mamanya itu pergi. Setelah itu, Felice langsung bergegas melompat ke kasurnya yang berwarna cokelat muda dengan gambar kelinci di tengahnya. Ia berharap, besok ia takkan terlambat ke sekolah.

Mentaripun muncul dari ufuk timur, dan Alarm Felice pun berbunyi. Ia langsung bergegas mandi dan sarapan pagi. Semenjak mamanya pergi, Felice selalu diantar oleh papanya ke sekolah. Karena, papanya cemas, jika Felice melamun di jalan. Itu akan lebih membahayakan. Karena papa Felice adalah orang yang cukup pendiam, sarapan pagipun berlangsung hening.

Di sekolah, jadwal berjalan seperti biasa, Felice tetap menjadi pendiam. Dan gurupun satu per satu mulai memaklumi perubahan sikap Felice, walaupun perubahan itu sebenarnya tidak terlalu baik bagi Felice.

>>>___________<<<

Bel pulangpun berbunyi, tampak di depan pagar SMA Secondtha, mobil volvo milik Rizky mengalihkan semuanya.

“ngapain kamu disini ?” tanya Felice dengan wajah terheran-heran.

“mau jemput kamu peri cantik” sahut Rizky dengan senyuman menggoda.

“kemana?”

“udah, ayo ikut aja! entar juga tau” sambil menggandeng tangan Felice masuk ke mobilnya.

Dengan menaiki mobil volvonya yang berwarna silver itu, Rizky mengajak Felice ke suatu danau. Di situ, terdapat beberapa pohon hijau yang rindang, dan air yang mengalir tenang.

Felicepun terkagum-kagum dengan suasana bak di surga itu. Di sudut danau, terdapat beberapa perahu dayung. Tanpa berfikir panjang, Rizky pun mengajak Felice untuk menaiki perahu itu. Dengan perlahan, Rizky mengayun dayung perahu itu, dan saat perahu itu telah sampai di tengah danau, tiba-tiba, datang sepasang burung merpati menghampiri mereka. Satu berwarna putih, dan satunya berwarna cokelat muda. Felice tersenyum melihat sepasang burung merpati itu, dan dengan sengaja, Rizky memeluk Felice dari belakang, dan berkata “Aku pingin kita seperti sepasang burung merpati itu peri cantik, mereka serasi ya? “ Felicepun hanya tersenyum sejenak, dan saat itu juga, Rizky menyanyikan lagu Secondhand serenade – Your Call sambil tetap memeluk Felice. Entah mengapa, penyakit Felice kali ini tak nampak. Biasanya, pipinya langsung menjadi merah tomat, tapi kali ini, ia malah sudah seperti gadis yang berpengalaman dalam kisah cinta. Waktu terus berjalan, hingga hari mulai sore. Saat itu juga, Rizky langsung mengantar pulang Felice, karena, Rizky sudah memahami raut wajah Felice yang tiba-tiba berubah pucat. Rizky cemas dengan Felice, takut jika Felice tiba-tiba sakit karena kecapekan seharian keluar rumah terus.

>>>___________<<<

Sesampainya di rumah, Felice langsung masuk menuju rumah tanpa basa basi lagi dengan Rizky. Rizkypun memahaminya, dan langsung meluncur pergi dari rumah Felice.

Ketika Felice akan memasuki kamarnya, Papa Felice pun datang menghampiri Felice. Sambil kebingungan dan panik, papa Felice berkata “kenapa wajahmu pucat Felice? ayo cepat kita ke dokter sekarang! “

Dengan menaiki mobil Kijang Innova, Papa Felice membawa Felice kerumah sakit.

Dengan memegangi sapu tangan putih, Felice menunggu papanya yang sedang berbincang dengan dokter Adam di ruang dokter. Beberapa menit kemudian papa Felice keluar dari ruang dokter itu.

“aku sakit apa pa?” tanya Felice dengan suaranya yang pelan dan wajahnya yang masih pucat.

“cuman kecapek’an kok” jawab Papanya dengan singkat, padat, dan jelas.

Malamnya, Falice duduk di kasur coklatnya dengan berselimut selimut tebal warna coklat di kamarnya yang nyaman itu, Felice menunggu Papanya datang membawakan obat untuknya. Setengah jam kemudian, terdengar mobil kijang innova yang datang dari arah jalan raya. Felice sangat yakin, bahwa itu adalah mobil papanya. Saat pintu pagar terbuka, Felice mencoba untuk menghampiri papanya dan membantu papanya membawakan obat untuknya. Dengan wajah pucat dan tubuh yang lemas, Felice menuruni tangga satu per satu dengan perlahan, sesampainya di anak tangga yang terakhir, tiba-tiba kaki Felice terasa kaku dan mati rasa. Akhirnya Tubuh Felice yang lemas itu pun terjatuh dengan seketika ke lantai.

“Felice!” Teriak Papa Felice dari pintu ruang tamu.

Papa Felicepun membantu Felice bangun dari lantai dengan perlahan. Dan mendudukkan Felice di Sofa Ruang tamu yang empuk dan nyaman.

>>>___________<<<

Setelah mendudukkan Felice, papanya bergegas membuatkan teh hangat untuk Felice. Dan memberikan obat yang harus di minum oleh Felice. Betapa terkejutnya Felice ketika melihat lebih dari 5 macam obat yang diberikan papa untuknya.

“Aku ini sakit apa sih pa? Obatnya banyak banget?” tanya Felice dengan wajah yang kebingungan.

“kamu cuman kecapek’an aja. Ayo cepat minum” jawab Papanya.

Satu per satu, obat masuk kedalam kerongkongan Felice, karena meminum obat sebanyak itu, Felicepun merasa mengantuk dan akhirnya tertidur lelap di sofa yang nyaman dan empuk itu.

Keesokan harinya, tak terasa, Felice bangun kesiangan. Tapi, mungkin itu tak terlalu menjadi masalah baginya. Karena hari ini adalah hari minggu.

Saat itu, Felice mencoba untuk mencari papanya , satu per satu ruangan ia telusuri, tetapi, ia tak menemukan papanya.

Sesampainya Alice tiba di depan pintu kamarnya, Tiba-tiba sorot matanya tertuju pada catatan kecil yang menempel di pintu kamarnya itu. Catatan itu bertuliskan “ Papa ke rumah sakit sebentar, ada urusan mendadak. Sarapan pagi ada di dapur “

Di benak Felice tersimpan sebuah tanda tanya besar. Papa sakit? Kok ke rumah sakit? Kenapa papa gak pernah bilang ke aku?

Setelah mandi, Felice langsung menuju dapur untuk sarapan pagi. Perlahan ia buka penutup makanan bundar yang berwarna putih bermotif bunga. Dan di situ, hanya ada sup makaroni yang masih hangat seperti baru saja diangkat dari kompor. Felice pun dengan wajah sedikit kecewa memakan sup makaroni itu. Hati kecilnya berkata “ kenapa papa beliin aku sup sih? Seharusnya papa tau kalau aku itu gak suka sup”

>>>___________<<<

Setelah makan sup makaroni yang masih hangat itu, Felice mendengar suara klakson dari arah halaman depan. Ketika Felice mengintip melalui selambu kuning di ruang tamunya, ternyata suara klakson itu berasal dari mobil volvo silver milik Rizky.

Felice bergegas keluar rumah dan memakai sepatu catnya yang terbuat dari bahan jeans yang berwarna biru. “Kita mau kemana?” tanya Felice sambil membuka pintu mobil volvo milik Rizky. “Ikut ajalah, aku punya suatu tempat yang asyik” jawab Rizky dengan santai.

Volvo silver itu melaju dengan kencang bagai angin.

Tiba-tiba, berhentilah mobil volvo silver itu di suatu lapangan alang-alang yang sangat luas.

“ngapain kita kesini?” tanya Felice kebingungan

Sambil memegang kedua tangan Felice, Rizky berkata “gimana jawabannya? Kamu mau kan jadi pacarku?”

Felice lupa, kalau ia berjanji akan menjawab pertanyaan Rizky hari ini. Dengan hati yang mantap dan mimik wajah yang sedikit grogi, Felice langsung menjawab “iya”

“makasih Felice, aku janji, aku akan menjagamu semampuku” Balas Rizky dengan perlahan. Sambil memeluk tubuh Felice yang kecil mungil itu.

“iya” jawab Felice dengan gugup.

Di tengah lapangan alang-alang yang luas itu, dengan ditemani angin yang sepoi-sepoi dan cuaca yang bersahabat, Rizky menceritakan tentang kehidupan Rizky selama ini, mulai dari keluarganya, sampai pengalaman pribadinya pada Felice.

Tak terasa sudah dua jam mereka berdua berada di tempat itu.

Akhirnya, Rizky mengajak Felice pulang, di tengah jalan, Rizky membawa Felice ke jalan yang belum pernah Felice lewati sebelumnya.

“kemana lagi kita? Katanya pulang?” tanya Felice dengan nada keheranan, dan wajah yang ketakutan.

“ke rumahku sebentar yaa? Aku mau kenalin kamu sama mama papaku” jawab Rizky sambil tersenyum lebar menatap wajah Felice yang ketakutan itu.

>>>___________<<<

Volvo silver itu terus melaju kencang dan berhenti di perumahan Mutiara permai blok A-21. Felicepun terkejut melihat rumah bak istana yang megah itu.

Dengan lemah lembut, Rizky membantu Felice turun dari mobil volvo silvernya.

Sesampainya mereka di dalam rumah yang megah bak istana itu, tiba-tiba muncul sosok wanita yang sangat cantik, dan seorang lelaki yang tinggi dan gagah dengan memakai dasi berwarna biru. Dari model berpakaiannya, Felice yakin, bahwa sosok lelaki itu adalah pekerja kantoran, atau boleh di bilang direktur perusahaan.

“ma, pa. Ini Felice. . peri cantik yang sering aku ceritakan itu” Rizky mengatakannya sambil memegangi bahu Felice

“wah, cantik ya dia” sahut mamanya dengan lembut.

Papa Rizky hanya tersenyum. Tapi, dari wajahnya, sudah sangat jelas bahwa papa Rizky menyetujui jika Rizky berpacaran dengan gadis seperti Felice yang lemah lembut itu.

Dengan wajah yang tetap mempesona, Rizky menggandeng tangan Felice. Dan membawanya ke sebuah ruangan di dalam Rumah bak istana itu.

Di tengah ruangan itu, terdapat piano yang sangat indah dan menawan. Piano itu berwarna coklat menggilap. Dan di setiap sudut ruangan itu, terdapat bunga berwarna-warni yang membuat ruangan itu tampak semakin indah.

Di ruangan itulah Rizky mulai menunjukkan kemampuan bermain pianonya pada Felice. Jari-jari Rizky yang panjang itu, mulai menari dengan lincah di Piano coklat yang mengkilap itu. Lagu yang ia mainkan adalah Sountrack Twilight-kiss the rain . Rizky sengaja memainkan lagu itu, karena ia tau, Felice sangatlah menyukai lagu Sountrack FilmTwilight.

Dengan wajah yang tersenyum haru, Felice tiba-tiba tak sengaja meneteskan air matanya.

Selama ini, belum pernah ada yang memainkan piano khusus untuk dirinya. Sehingga, tak salah jika Felice meneteskan air matanya karena terharu. Setelah Jari-jari Rizky berhenti menari, Rizky langsung mengantarkan Felice pulang. Karena, kebetulan hari mulai gelap.

>>>___________<<<

Sesampainya mereka di rumah Felice, seperti biasa, sebelum turun dari mobil, Rizky mencium kening Felice. Dan tersenyum lebar pada Felice.

Saat Felice memasuki rumahnya, ia terkejut melihat kertas-kertas berserakan di meja ruang tamunya.

sambil mengambil kertas-kertas yang berserakan, Felice berkata dalam benaknya “akh, pasti ini punya papa”

Dengan perlahan ia merapikan kertas-kertas itu, dan dengan tak sengaja, Felice menjatuhkan salah satu amplop panjang berwarna cokelat muda. Karena Felice penasaran dengan amplop itu, ia ambil amplop itu, dan membukanya dengan hati-hati, takut merusak lebel amplop itu. Di amplop itu tertulis

Nama : Elizabeth Felice

Umur : 17 thn

Difonis terkena kanker Hati stadium 4.

Pihak Rumah Sakit Pelita

Betapa terkejutnya Felice melihat isi dari surat itu dengan mata kepalanya sendiri, ia tak percaya, seolah-olah ini semua adalah mimpi buruk, ia memcoba terbangun, tetapi tetap tak bisa. Karena ini adalah kenyataan yang sangat susah di terima oleh Felice, bahwa ia mengidap penyakit Kanker hati stadium 4 dan ia tahu bahwa penyakit ini tidak akan dapat disembuhkan.

>>>___________<<<

Ia ingin berteriak, seolah-olah melepaskan semua kesedihannya. Tapi ia takut, jika ayahnya mengetahui bahwa Felice telah membaca surat dokter itu. Dengan perlahan sambil mengusap air matanya, Felice memasukkan kembali surat itu kedalam amplop coklat muda tadi. Dan ia langsung berlari menuju kamarnya yang terletak di lantai atas. Mengalirlah dengan deras air mata Felice saat itu. Dengan tetesan air mata yang terurai, Felice mengambil kertas kecil dari Diarynya. Dan menulis kertas itu dengan bolpoin biru miliknya.

Mungkin aku sudah tak berdaya lagi, mungkin aku sudah rapuh kali ini. Dan benar-benar rapuh. Bagai daun kering yang siap dibawa angin. Bagaikan butiran debu yang tersapu tak berarti. Bagaikan lilin yang perlahan akan padam dalam keheningan. Aku hanya tinggal menunggu waktu .

Setelah menulis kata-kata itu, Felice menambahkan 3 hal yang ia inginkan ketika ia pergi nanti..

1) Aku ingin Rizky tak mengetahui tentang semua ini.

2) Aku ingin, di hari ulang tahunku, aku mendapatkan sesuatu yang sangat special dari Rizky.

3) Dan yang terakhir, aku ingin pergi, di saat semuanya tersenyum ceria :’)

Itulah yang ditulis Felice dalam kertas Diarynya yang kecil itu. Kertas itu ia tempelkan di jendela kamarnya. Dengan lakban putih, ia tempelkan kertas itu dengan perlahan dan hati-hati. Ia sangat berharap, sebelum ia pergi, 3 hal itu telah didapatkannya.

Dua hari lagi adalah ulang tahun Felice yang ke17. Tanggal 04 september 2010 adalah hari yang dinanti-nanti oleh Felice. Ia genap berusia 17 tahun pada tanggal itu.

Keesokan Paginya, Felice berangkat sekolah tanpa sarapan pagi. Walaupun Papanya memaksanya untuk sarapan, tetapi Felice tetap menolaknya. Dengan perut yang masih kosong, Felice memasuki gerbang sekolahnya.

>>>___________<<<

Di sudut gerbang, dekat dengan pos satpam penjaga gerbang sekolah, terdapat Alice yang sedang melambai-lambaikan tangannya pada Felice. Segeralah Felice menghampiri Alice.

“Felice, besok kamu ultah ya? Kamu mau hadiah apa?” Tanya Alice dengan wajah yang ceria

“akh tidak usah” jawab Felice dengan nada datar.

“loh kenapa?” sahut Alice dengan nada terkejut

“em. Gapapa kok” Balas Felice dengan nada pelan, dan langsung berjalan menuju kelasnya dengan wajah yang tertunduk pasrah.

Hari itu adalah hari Senin, jadi, seperti biasa siswa-siswi melaksanakan upacara bendera.

Senin itu mungkin tak separah Senin lalu, karena cuaca hari ini cukup bersahabat.

Dengan wajah yang pucat dan lemas, Felice mengikuti upacara bendera tersebut. Ketika Sampai pada pembacaan UUD 1945. Felice mulai merasa pusing dan mual. Tetapi, ia mencoba untuk menahannya. Dan saat petugas pembaca UUD membacakan kalimat terakhir yaitu Dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Felice sudah tak dapat menahan rasa sakitnya lagi, dengan seketika, tubuhnya yang mungil itu terjatuh lemas di lapangan. Dengan segera teman-temannya menolongnya, dan menggotongnya ke UKS sekolah.

Setelah satu jam pelajaran berlalu, Felice mulai tersadar. Saat matanya terbuka perlahan-lahan, orang pertama yang ia lihat adalah Alice. Alice berjalan modar-mandir di depan pintu UKS. “Alice..” dengan suara yang lemah Felice memanggil Alice.

“Felice!” sahut Alice dengan lantang sambil masuk dan menghampiri Felice yang terbaring lemas di kasur UKS yang berwarna putih itu.

“Anterin aku ke kelas ya?”

“Kamu belum stabil Felice!”

“udah, anterin kok” Sahut Felice dengan nada sedikit membentak Alice.

>>>___________<<<

Akhirnya, dengan perlahan, Alice menggandeng Felice kembali ke kelasnya.,

Di kelas, sepanjang pelajaran dimulai, Felice selalu bertanya pada hati kecilnya sendiri .

“Bagaimana ya jika aku pergi? Pasti aku udah gak bisa main-main sama temen-temen lagi”

Sambil memandangi anak kelas 10 yang sedang olahraga, Felice dengan tak sengaja

meneteskan air matanya lagi.

“ting.tung-ting.tung” Bel panggilan ketua kelas berbunyi. Semua murid pada saat itu bersorak gembira, karena mereka yakin, pasti akan ada pengumuman libur untuk hari selasa besok. Ternyata do’a mereka manjur, Ketua kelas datang dengan membawa berita yang sama persis dengan apa yang mereka inginkan.

Besok selasa libur, hari ini pulang pagi ! karena guru-guru ada KMB hari ini sampai besok.

Dengan suara yang sangat antusias, Ketua kelas menyampaikan berita itu.

Karena hari ini pulang pagi, akhirnya, Felice bergegas merapikan bukunya dan memasukkannya ke dalam tas berwarna hitam miliknya yang terbuat dari jeans itu.

Ketika ia sampai di depan gerbang, Felice melihat volvo silver yang berhenti di sudut luar gerbang. Di situ tampak Rizky bersandar di mobil volvo itu, sambil memandangi Felice dengan wajah yang cemas.

“ loh? Kamu kok bisa tau kalau aku pulang pagi? “ tanya Felice dengan nada heran

“Alice memberitahuku. Ayo masuk mobil sekarang” jawab Rizky dengan alis sedikit mengkerut. Dari mimik wajahnya, sepertinya Rizky sedikit marah pada Felice.

“apa? Kenapa kamu memandangiku seperti itu? Itu menjengkelkan tau!” sahut Felice dengan nada sedikit kesal.

“ kamu sakit apa? Kenapa gak bilang sama aku? Huh?” Jawab Rizky dengan sedikit kesal.

“ enggak sakit apa-apa kok! Cuman kecapek’an. Udalah ! gausa di bahas”

>>>___________<<<

Rizkypun terdiam sejenak. Dan mengubah alisnya yang mengkerut itu menjadi normal.

“Besok kan kamu ulang tahun, kamu mau aku kasih kado apa ?” tanya Rizky sambil tersenyum lebar memandang wajah Felice yang saat itu masih cemberut akibat pertanyaan Rizky soal tadi.

“oh. Em, apa yaa? Oh iya, aku mau, kamu besok jangan hubungi aku sama sekali. Cuman sehari, aja . ya?” Jawab Felice sambil menatap Rizky dan memegangi tangan kanan Rizky dengan sentuhan lembut.

Tiba-tiba mobil Rizky berhenti dengan seketika. Dan Rizky menjawab permintaan Felice dengan nada terkejut “hah? Kenapa sayang?”

“ Pliss, ya sayang ? Pokoknya, aku pingin, kamu gak hubungi aku selama seharian. Terus, aku mau, kamu malamnya datang ke danau, kamu pasang lampu-lampu kecil disana, lampu kecil itu, harus kamu bentuk kata I LOVE YOU. Aku mau, disana, kamu mainin piano kamu, sambil nyanyi lagunya Secondhand Serenade – Fall for you. Sanggup? Kalau kamu bisa melakukan itu semua, aku janji. Aku akan mencintaimu selamanya ”

“Bener ya sayang? Iya. Aku akan melakukannya demi kamu” jawab Rizky dengan nada perlahan sambil mencium pipi kanan Felice.

Setelah perbincangan mereka usai, Rizky langsung mengantar Felice pulang ke rumahnya.

“ingat ya? Jangan hubungi aku seharian mulai besok”

“Iya sayangku...” jawab Rizky sambil tersenyum menggoda menatap wajah Felice. Dan langsung meluncur pergi dengan mobil volvo silvernya.

Baru tiga langkah dari pagar rumahnya, Tiba-tiba Felice merasa mual dan ingin muntah. Dengan Tak sengaja, Felice memuntahkan darah dari mulutnya, sambil merintih kesakitan, Felice terus memuntahkan darah dari mulutnya. Dan saat itu juga, Papa Felice mebawa Felice ke rumah sakit.

>>>___________<<<

Selasa,03 September 2010 Rumah Sakit Pelita Jogja.

Di sanalah Felice di rawat, dengan selang infus yang menancap di tangan kirinya, ia terbaring lemas di kasur pasien. Dan disitulah, suasana mulai hening. Suara mesin pemeriksa detak jantung berbunyi perlahan. Dan suara nafas papanya yang kacau itu juga membuat nada tersendiri di kamar B-4 yang hening itu.

Pukul 22.00.. Saat itulah Felice mulai sadar, dengan suaranya yang lemas dan pelan, ia memanggil papanya ... “papa”

Papanyapun langsung terbangun dari tidurnya. Berdiri dari kursi merah tempat ia tidur, dan segera memegang tangan Felice dengan wajah yang gembira “ Felice? Kamu sudah sadar sayang”

Papanya begitu sayang dengan Felice, ia rela menemani Felice hingga Felice tertidur lelap, Walaupun Papa Felice sangat lelah, tetapi ia rela melakukan apa saja agar anaknya bahagia.

Keesokan harinya, Felice terbangun dengan wajah yang masih sedikit pucat.

Hari ini adalah hari ulang tahun Felice. Sesuai dengan perjanjian kemarin, hari ini Rizky tidak menghubungi Felice sama-sekali. Bahkan Rizky saat ini, tidak mengetahui kalau Felice sedang menginap di rumah sakit.

Dengan ditemani Papanya, Felice menghabiskan hari-harinya di rumah sakit dengan menonton dvd kesayangannya yaitu Twilight mulai dari seri 1 hingga terakhir.

Tak terasa, waktu terus berjalan hingga hari telah malam. Saat itu, tiba-tiba datang seorang dokter tinggi berkumis tebal yang masuk ke Kamar Felice. Dan memanggil Papa Felice untuk menemui dokter itu ke ruangannya di dekat ruang atministrasi.

Papa Felice pun langsung bergegas menemui dokter itu.

>>>___________<<<

Saat papa Felice pergi meninggalkan Felice sendirian di kamar, Felice dengan perlahan berjalan mencari selembar kertas dan bolpoin atau pensil yang dapat digunakan.

Dan dengan perlahan sambil meneteskan air matanya, Felice menggoreskan bolpoinnnya di selembar kertas itu. Langsung ia lipat selembar kertas itu dengan rapi.

Tiba-tiba, saat Felice selesai melipat selembar kertas yang berisikan tulisannya itu, ia merasakan sakit yang luar biasa pada bagian dadanya. Bagai diikat kawat berduri dan ditusuk oleh duri-duri kecil yang susah untuk diambil. Rasanya ia tak kuat lagi menahan rasa sakitnya itu. Dengan lemas, Felice terbaring kembali di kasur putih itu. Dan tiba-tiba, jantung Felice perlahan demi perlahan melambat, dan akhirnya, berhenti dengan seketika.

Di kasur putih itulah Felice terakhir kali meneteskan air matanya.

5 menit kemudian, Papa Felice kembali menghampiri Felice. Betapa terkejutnya Papa Felice saat melihat Felice sudah lemas dan sudah tidak bernafas lagi.

Pukul 21.04 menit Felice pergi meninggalkan semuanya untuk selama-lamanya. Dan saat itu juga, di danau, Rizky sedang memainkan lagu Seconhand Serenade – Fall for you dengan ditemani lampu-lampu berwarna warni yang ia gantungkan di pohon-pohon dekat danau itu. Dan sesuai dengan janjinya, Lampu-lampu itu, ia bentuk kata I LOVE YOU. Sesuai dengan permintaan Felice.

Dengan suara yang merdu dan penuh perasaan, Rizky menyanyikan lagu itu.

Keesokan paginya, tepat pukul 07.00 . Alice datang menghampiri Rizky dengan tetesan air mata yang mengalir deras di sekitar pipinya.

“ada apa Alice? Kenapa kamu nangis?” tanya Rizky kebingungan

“ayo ikut aku” Jawab Alice dengan singkat sambil menggeret Rizky ke mobil xenia milik Alice.

>>>___________<<<

Mobil alice melaju dengan kencang, hingga berhenti di sebuah makam islam Jogja.

“ hah? Kenapa kita kesini ? “ tanya Rizky dengan wajah yang makin kebingungan

Tanpa menjawab, Alice langsung membawa Rizky menuju sebuah makam yang masih bertaburan bunga-bunga yang masih segar.

“ini makam siapa Alice?” Sahut Rizky dengan wajah semakin bingung.

Tanpa menjawab pertanyaan Rizky, Alice menunjukkan telunjuk tangannya pada Nama yang telah tertera di Nissan itu.

Betapa terkejutnya Rizky melihat nama Elizabeth Felice : lahir 04 September 1993 : wafat 04 September 2010.

Saat itu juga Rizky langsung tak kuasa menahan tangisannya. Ia langsung tertunduk menghadap nissan itu dan berkata “ apa maksud dari semua ini Felice? Aku tak mengerti maumu ! “

Saat Rizky menangis sambil memegangi nissan Felice, Alice memberikan selembar kertas pada Rizky. Dengan air mata yang menetes deras dari matanya, Rizky membuka surat itu, dan membaca isi dari surat itu

>>>___________<<<

Rizky sayangg ..

Maaf sebelumnya, aku gak ceritain ini semua ke kamu. Aku takut kamu sedih, aku gak mau lihat wajahmu yang tampan berseri itu berubah menjadi wajah yang berlinangan air mata.

Mungkin kamu bertanya-tanya,, mengapa aku menyuruhmu ke danau pada saat itu,.

Aku sudah merasa, kalau di hari itu, aku bakalan pergi. Aku sengaja menyuruhmu untuk gak hubungi aku waktu itu. Aku gak pingin kamu ngucapin selamat ulang tahun ke aku, karena aku tau, semua itu akan sia-sia. Aku takkan bisa mendengar suaramu yang indah saat mengucapkan selamat Ulang Tahun padaku. Sehingga, aku ingin kamu memainkan Pianomu di malam itu , dan membuat lampu yang membentuk kata I LOVE YOU. Aku mungkin gak bakalan bisa merasakan hangatnya pelukanmu, dinginnya tanganmu, dan lembutnya ciuman bibirmu yang menyentuh pipiku, tapi dari atas sini, aku bisa liat dan merasakan kesungguhanmu mencintaiku. Dari sini, aku bisa liat kata I LOVE YOU yang telah kamu rangkai. Walaupun aku gak bisa denger kata itu langsung dari kamu, tapi semua itu telah membuat aku tersenyum, karena kamu masih tetap mencintaiku saat aku pergi dan gak akan kembali lagi.

Aku sayang kamu selamanya Rizky :’)

Your Honney - Elizabeth Felice

Semenjak kepergian Felice, Rizky berjanji pada hatinya, bahwa ia takkan pernah mencari gadis pengganti Felice, karena dia yakin, takdirnya adalah hidup bersama Felice bukan dengan gadis lain.

Walaupun Felice telah pergi, tapi Rizky tetap yakin, bahwa suatu saat ia akan menjalin cintanya kembali bersama Felice di alam sana.

>>>___________<<<

PROFIL PENULIS :

Fadhilah Amelinda lahir pada tanggal 10 juni 1996 di bawah naungan zodiak Gemini. Selain menulis cerpen, dia juga menulis beberapa skenario drama. Minatnya di samping menulis adalah menyanyi. Hobinya adalah menggambar, menulis, menyanyi dan hang out bareng temen-temen. Di Balik Senyuman Felice adalah cerpennya yang pertama. Yang ia buat pada Maret 2011

Rabu, 29 Agustus 2012

Bobo Edisi XX

Selasa, 17 Januari 2012

Rabu, 21 Desember 2011

Sabtu, 03 Desember 2011

CerpenCerpen ~

Wimpy mingg ♥

Pengikut